Punakawan
Dalam kisah pewayangan Jawa, yang cukup terkenal adalah cerita Ramayana dan Mahabarata. Dalam kisah tersebut terdapat empat orang yang menjadi abdi dari para raja yang berwatak baik. Keempat abdi itu biasa disebut "Punakawan". Punakawan menjadi abdi dari Prabu Ramawijaya pada kisah Ramayana dan menjadi abdi Pandhawa pada cerita Mahabarata.
Anggota dari Punakawan, yang pertama adalah Semar sebagai bapak dari punakawan yang lain, kedua adalah Gareng sebagai anak pertama Semar, ketiga adalah Petruk sebagai anak kedua Semar, dan yang terakhir adalah Bagong sebagai anak terakhir Semar.
Semar
Sebenarnya Semar adalah titisan Dewa, tepatnya adalah Sanghyang Ismaya putra dari Sanghyang Tunggal dan cucu dari Sanghyang Wenang. Diceritakan dahulu kala, istri dari Sanghyang Tunggal melahirkan sebuah telur, kulit telur berubah menjadi seorang anak pertama yang bernama Sanghyang Tejamaya, putih telur menjadi Sanghyang Ismaya, kuning telur berubah menjadi anak bungsu yaitu Sanghyang Manikmaya. Setelah mereka dewasa Sanghyang Tejamaya dan Sanghyang Ismaya mengadu kekuatan untuk menentukan siapa yang paling kuat, namun karena kelicikan dari adik bungsunya dilaporkan kepada ayahnya. Sanghyang Manikmaya berkata kepada ayahnya kalau kedua kakaknya sedang bertengkar untuk memperebutkan penguasa kayangan. Akhirnya Sanghyang Tunggal memberikan teguran kepada kedua anaknya, diberikan tantangan kepada Tejamaya dan Ismaya untuk menelan gunung dan mengeluarkannya kembali. Kemudian Tejamaya mencobanya namun karena mulutnya dibuka lebar sehingga mulut dari Tejamaya membuka lebar atau ndower. Lalu wujud badan Sanghyang Tejamaya berubah menjadi buruk dan namanya diubah menjadi Togog oleh Sanghyang Tunggal. Setelah itu Ismaya mencobanya, dia berhasil memasukkan gunung kedalam perutnya, namun saat diminta untuk memuntahkannya tidak berhasil, sehingga perutnya berubah menjadi gemuk. Oleh karena itu Sanghyang Ismaya diubah namanya menjadi Semar atau Semar Badranaya.
Gareng
Gareng adalah putra Semar yang pertama. Dahulunya gareng bernama Bambang Sidodadi, ia berasal dari pertapan atas bukit. Dia memiliki ilmu kebal namun Bambang Sidodadi ingin mengetes ilmu kebal miliknya dengan mencari lawan di bawah bukit, akhirnya ia turun dan bertemu dengan Bambang Pecruk Panyukilan atau yang kita kenal dengan nama Petruk.
Petruk
Bambang Pecruk Panyukilan adalah seorang anak dari Raksasa di bawah laut. Pecruk Panyukilan adalah seorang yang sakti di wilayahnya sendiri atau jago kandang, untuk membuktikan kesaktiannya ia mencoba berjalan ke daratan untuk mencari lawan tanding. Bertemulah Bambang Pecruk Panyukilan dan Bambang Sidodadi, bertempurlah keduanya, Namun karena sama saktinya, Pecruk Panyukilan mengalami luka di tubuh dan di wajahnya, semua tubuhnya memanjang dari kaki, tangan, hingga hidungnya. Bambang Sidodadi mengalami cacat, matanya kero, tangannya ceko, dan kakinya gejig atau pincang. Akhirnya dilerailah mereka berdua oleh Semar dan Bagong. Lalu mereka diangkat anak oleh Semar dan diubah namanya Bambang Sidodadi diubah menjadi Gareng, dan Bambang Pecruk Panyukilan diubah menjadi Petruk.
Bagong
Kelahiran Bagong pasti diluar nalar manusia moderen saat ini, Bagong bukan lahir namun terbentuk. Bagong terbentuk dari bayangan Semar. Pada saat itu Semar sedang bersedih karena ditinggal oleh majikan pertamanya yang bernama Resi Manumanasa. Pada saat Semar bersedih bayangan Semar berkata "jangan bersedih nanti pasti akan ada lagi orang yang harus dipamong oleh Semar. Dari situ terbentuklah Bagong dengan mata merah menyala menandakan bahwa mata Semar yang menangis karena kesedihannya dan wujud lainnya yang hampir menyerupai Semar.
Nabila intan permatasari
BalasHapusBahasanya kurang jelas
terimakasih mbak, besok akan saya perbaiki lagi
HapusAde putra Nugraha
BalasHapusKurang menarik pak kalo menarik kan yang mbaca suka
oke mas terimakasih semoga kedepannya lebih menarik lagi
HapusCelvia Dian Nuraini
BalasHapusBahasanya kurang jelas sehingga susah untuk dipahami
Nggih terimakasih mbak, semoga kedepannya lebih baik lagi 🙏
HapusGita Oktafia
BalasHapusBahasa nya kurang jelas
Terimakasih mbak Gita sudah mendukung tulisan saya, untuk kedepa semoga makin baik 👍
Hapus